JAKARTA-Kondisi sanitasi dan air minum ternyata sangat buruk sehingga memicu kerugian bagi ekonomi Indonesia sebesar Rp 56 triliun per tahun atau setara dengan 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal ini membuat pembangunan Indonesia tertinggal jauh dengan Vietnam dan Myanmar.
Hal tersebut seperti disampaikan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas, Dedy S Priatna dalam Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) di Jakarta, Selasa (29/10).
“KSAN ini bertujuan untuk memperluas komitmen pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sanitasi dan air minum untuk kesehatan,” papar Dedy.
Menurut Dedy, pada tahun ini merupakan periode pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 dan dua tahun menuju akhir pencapaian komitmen Indonesia terhadap Millenium Development Goals (MDGs).
“Hingga kini sanitasi dan air minum di Indonesia masih jauh dari harapan,” imbuhnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pekerjaan Umum, kata Dedy, dari 62,41 persen yang diamanatkan MDGs, saat ini hanya 57,35 persen penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi layak.
Komentari tentang post ini