JAKARTA – PT RMK Energy Tbk (RMKE) berhasil pertahankan kinerja positif berkelanjutan.
Ini ditopang oleh pertumbuhan segmen jasa sebesar 24%.
Pada pertengahan November 2023, RMKE kembali beroperasi normal usai menyelesaikan pemenuhan sanksi administrasi kepada regulator.
Hal itu dikemukakan Vincent Saputra,Direktur Utama RMKE.
Vincent menjelaskan, hingga akhir 2023, RMKE berhasil membukukan pendapatan usaha Rp2,6 triliun, turun 6,6% YoY.
Namun pendapatan tersebut telah mencapai target yang telah disesuaikan Perseroan sebesar 100%.
Dampak negatif dari tutupnya operasional Perseroan selama 3 bulan terakhir dapat diminimalisasi dengan pertumbuhan pendapatan dari segmen jasa sebesar 24% YoY menjadi Rp769,5 miliar.
Namun, segmen penjualan batubara mengalami dampak yang cukup besar karena selain normalisasi harga batubara, juga terdampak produksi batubara yang turun karena cuaca yang buruk pada semester pertama serta kendala operasional yang dihadapi Perseroan pada semester kedua.
Sehingga, kondisi tersebut mengakibatkan pendapatan usaha dari segmen penjualan batubara menurun sebesar 15,6% YoY menjadi Rp1,8 triliun.
Secara total, menurut Vincent, pendapatan usaha tidak terdampak signifikan karena ditopang oleh kinerja operasional yang dapat dipertahankan dan dipacu pada akhir tahun 2023 dengan volume muatan tongkang sebanyak 7,6 juta MT batubara, turun sebesar 3,2% YoY dan volume penjualan batubara sebesar 2,4 juta MT batubara, turun 5,4% YoY dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Dengan memacu kinerja akhir tahun tersebut, RMKE berhasil mempertahankan laba kotor dari segmen jasa tumbuh sebesar 42,1% YoY menjadi Rp230,1 miliar.
Secara total, RMKE berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp489,1 miliar, turun sebesar 16,9% YoY.
Dengan upaya yang dilakukan Perseroan pada periode akhir tahun 2023, RMKE berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp308,9 miliar.
Sejalan dengan kinerja laba bersih tersebut, RMKE berhasil meningkatkan ekuitas sebesar 23,1% YoY menjadi Rp1,5 triliun dan dapat mengelola rasio-rasio keuangan dengan baik dan sesuai dengan persyaratan kredit yang ditentukan kreditur, DER sebesar 0,52 kali.
Utang finansial RMKE meningkat sebesar 133,8% YoY menjadi Rp507,8 miliar untuk mendanai modal kerja Perseroan.
Hingga akhir 2023, RMKE berhasil menjaga kas dari aktivitas operasional tetap positif sebesar Rp187,4 miliar.
Vincent menyampaikan, target yang ingin dicapai pada tahun 2023 adalah mempertahankan kinerja positif dengan meminimalisasi dampak negatif dari kendala operasional yang dihadapi RMKE pada semester kedua.
Secara menyeluruh, RMKE masih memiliki kinerja yang sangat baik di tengah tantangan cuaca ekstrim, normalisasi harga batubara dan kendala operasional.Â
Perseroan masih dapatmempertahankan kinerja positif dengan segmen jasa yang menjadi penopang kinerja tahun 2023.
Hingga akhir tahun 2023, secara rata-rata RMKE telah mencapai target internal yang telah disesuaikan sebesar 96,9% dengan kinerja laba bersih yang berkelanjutan.
“Pada tahun 2024, Manajemen lebih optimistis dengan tuntasnya kendala operasional dengan pemenuhan sanksi administrasi keregulator dan RMKE siap fokus pada aktivitas operasional ke depannya,” ungkap Vincent dalam keterangan resmi, dikutip Senin (22/4/2024).
Pada kesempatan yang sama, Jennifer Angeline, Direktur Keuangan RMKE menyampaikan, pada tahun 2024 RMKE akan fokus melanjutkan implementasi strategi yang sempat tertunda pada tahun lalu dengan melanjutkan pembangunan hauling road untuk membuka akses produksi batubara yang terintegrasi dengan fasilitas RMKE.
Komentari tentang post ini