JAKARTA-Pertamina Foundation merilis mahasiswa terbaik se-Indonesia sebagai penerima Beasiswa Pertamina Sobat Bumi 2020.
Setelah melalui serangkaian seleksi yang sangat ketat 6.848 pendaftar, akhirnya diumumkan sebanyak 285 mahasiswa dari 25 Perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia dari Sumatera hingga Papua sebagai peserta Beasiswa Pertamina 2020.
Proses seleksi diawali dengan penyeleksian berkas para pendaftar dengan mempertimbangkan prestasi, keaktifan dalam berorganisasi, kepedulian terhadap lingkungan dan diutamakan dari keluarga kurang mampu atau yang terdampak COVID-19.
Pada proses seleksi wawancara, hadir para pewawancara expert dari berbagai mitra Pertamina Foundation.
Kemudian mengerucut menjadi 560 mahasiswa yang selanjutnya masuk dalam tahap seleksi wawancara hingga terpilih menjadi 285 mahasiswa terbaik.
Saat ini, Pertamina Foundation tak hanya berfokus pada mahasiswa yang berprestasi, tetapi juga pada mahasiswa yang kurang mampu atau mahasiswa yang perekonomian keluarganya menurun akibat terdampak pandemi COVID-19 menjadi kembali termotivasi melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi.
Beberapa Perguruan Tinggi mitra Pertamina Foundation turut mendukung adanya Beasiswa Pertamina Sobat Bumi karena sangat membantu mahasiswa dari segi ekonomi dan pengembangan diri.
“Dari serangkaian seleksi yang ketat dengan melibatkan juri expert, praktisi serta akademisi akhirnya kami berhasil memilih para penerima beasiswa terbaik. Beasiswa Pertamina Sobat Bumi ini diperuntukan bagi mahasiswa yang memang memiliki nilai lebih berdasarkan kemampuan akademik, visioner, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Khusus tahun 2020, 50% dari kuota penerima beasiswa, kami khususkan untuk pendaftar yang kurang mampu dan terdampak COVID-19. Cukup sulit memang, memilih 285 mahasiswa terbaik diantara 6.848 mahasiswa yang juga potensial. Terlebih mereka semua memiliki kehebatan dan kelebihan yang berbeda tipis,” ujar President Director Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari (31/05).
Pengalaman paling mengesankan saat interview ketika bertemu peserta yang emosional, mengelaborasi secara logik meski dalam kesedihan, mereka membuat kami merasakan. Mereka berfikir datang dengan harapan.
“Dengan waktu yang sangat pendek, kami memberikan apresiasi, penguatan dan dukungan, bahkan inspirasi untuk dibagi,” jelasnya.
Komentari tentang post ini