Menurut Markus Solo, ada tiga tema besar yang menjadi bahasan dalam perayaan tersebut yakni Dialog Agama sebagai Pelayanan Terhadap Manusia, Kekerasan dan Peran Agama Untuk Perdamaian, dan Tantangan Terhadap Kebebasan Beragama. Pada akhir selebrasi 50 tahun Nostra Aetate, para peserta akan bertatap muka dengan Paus Fransiskus dalam acara audiensi umum di Lapangan Santo Petrus. “Pada intinya, peringatan 50 tahun Nostra Aetate itu merupakan momentum kenangan, ucapan syukur dan pembaruan komitmen. Perayaan tersebut akan ditutup dengan diskusi roundtable lintas agama yang menjawab pertanyaan bagaimana mentransmisi nilai-nilai luhur kemanusiaan dan pentingnya peranan pendidikan demi pendewasaan manusia serta tegaknya dialog antar umat beragama dan perdamaian,” ujar Pastor Markus Solo.
Mendiang Paus Paulus VI dalam dokumen Nostra Aetate yang dikeluarkan dalam Konsili Vatikan Kedua menyatakan bahwa, seluruh agama diminta untuk saling memahami dan berupaya bersama-sama membela dan mengembangkan keadilan sosial bagi semua orang, nilai-nilai moral maupun perdamaian dan kebebasan. Dan nilai-nilai luhur yang disepakati 50 tahun lalu kini dihayati dan dimajukan oleh Gereja Katolik hingga ke pelosok-pelosok dunia.
Komentari tentang post ini