JAKARTA-Sebanyak 56 Komunitas dan Lembaga serta 24 tokoh nasional mendeklrasikan Gerakan Warga Lawan Terorisme.
Gerakan Warga Lawan Terorisme yang terdiri dari tokoh lintas-iman, lintas-profesi (pekerja seni dan budaya, akademisi &pendidik, pekerja kemanusiaan, dll.) dan masyarakat adat ini merupakan respon atas tindak kejahatan terorisme.
Lembaga dan Komunitas pendukung Gerakan Warga Lawan Terosime ini adalah Wahid Foundatio, ICRP(Indonesian Conference on Religion and Peace), NBTI(Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika), PGI(Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia), KWI(Konferensi Waligereja Indonesia), Ikatan Alumni STF Driyarkara, Maarif Institute, Yayasan Cahaya Guru, Majelis Tao Indonesia (MTI), Komnas Perempuan, Komnas HAM, Gerakan Indonesia Beraga, Relawan Peduli Korban Bom Surabaya (RPKBS), Kemitraan bagi Tata Pembaharuan Pemerintahan Yang Baik dan Perempuan Indonesia Antikorups.
Selain itu, juga Gerakan Narasi Damai Nusantara , Majelis Budhayana Indonesia, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), Sangha Agung Indonesia, Parisadha Hindu Darma Indonesia , PGLII (Persekutuan Gereja Gereja dan Lembaga Lembaga Injili di Indonesia), Kaf Kaf Foundation, BhinneArt, Saya Perempuan Antikorupsi, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), CISV Indonesia, Jaringan Gusdurian Indonesis, INFID, MAFINDO, AMAN Indonesia, Lembaga Katolikana, FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia).
Lembaga pendukung lainnya adalah Sekretariat Nasional FMKI, FORDAKHA (Forum Dialog Antar Agama untuk Kesejahteraan Holistik Anak), Institute of Community Justice, Makassar, Dewi Keadilan Sulawesi Selatan, Solo Bersimfoni, LBH Makassar, FIK ORNOP Sulawesi Selatan, ELSAM, KPI Sulawesi Selatan, Lembaga Perkumpulan Lingkar Belajar untuk Perempuan Sulawesi Tengah, YASMIB Sulawesi, CISDI, Thamrin School of Climate Change and Sustainability, Mari Berbagi, Indika Foundation, Perempuan Peduli Kebinekaan dan Keadilan, LPA Nusa Tenggara Barat, C-SAVE, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Yayasan Suar Asa Khatulistiwa, Kalimantan Barat, Kaukus Pancasila, Puan Amal Hayati, Barisan Kader Gus Dur (Barkade Gusdur) dan WALHI.
Sementara tokoh masyarakat yang mendukung gerakan lawan terrorist ini adalah Ibu Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Prof. Saparinah Sadli, Prof. Musdah Mulia, Hendardi, Prof. Azyumardi Azra, Henny Supolo, Yudi Latif, Sandra Moniaga, Mariana Amiruddin, Nia Dinata, Jajang C Nur, Hanung Bramantyo, Hadad Alwi, Saskia Mecca, Olga Lydia, Jenny Jusuf, Angga Sasongko, Dennis Adhiswara, Haikal Kamil, Sumbadra Hayuning, Nong Darol Mahmada, Ilma Sovri Yanti, Tantowi Anwari dan Rifah Zainani.
“Rangkaian aksi kejahatan teror yang terjadi di Rutan Mako Brimob Depok hingga bom bunuh diri di 3 gereja Surabaya, Rusunawa Sidoarjo dan Polrestabes Surabaya Jawa Timur telah melampaui batas kemanusiaan. Sebanyak 31 orang yang terdiri dari anak-anak, warga dan juga aparat meninggal dunia. Apalagi, pelaku bahkan mengorbankan anak-anaknya sendiri dalam aksi teror itu. Lebih dari 10 orang luka-luka,” ujar salah seorang tokoh pendukung Gerakan Lawan Teroris, Nong Darol Mahmada.
Menurutnya, Gerakan Warga Lawan Terorisme dengan ini menyatakan tekad bersama untuk melawan aksi terorisme yang telah menghanucurkan nilai kemanusiaan dan menyebarkan rasa ketakutan serta memecah belah bangsa, serta dalam jangka panjang dapat menghancurkan NKRI.
“Kami percaya bahwa persaudaraan anak bangsa akan terus menjadi lebih kokoh dalam menghadapi tantangan ini guna mempertahankan Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI,” imbuhnya.
Komentari tentang post ini