“Kami percaya bahwa penerapan prinsip kehati-hatian yang konsisten, yang ditunjang teknologi canggih, menjadi landasan yang kuat dalam menjaga kualitas pendanaan yang optimal. Strategi ini memungkinkan kami memastikan pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan di tengah dinamika industri saat ini,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya menerapkan proses credit scoring berbasis kecerdasan buatan dan big data yang bertujuan untuk memetakan kemampuan bayar, sekalipun nasabah yang mengajukan pinjaman tidak memiliki histori kredit konvensional.
Melalui proses credit scoring tersebut, AdaKami dapat memberikan limit atau batas nilai pinjaman yang sesuai dengan profil skor kredit pengguna untuk meminimalkan risiko over-indebtedness (terlalu banyak utang), menjaga kenyamanan pengguna, serta mendorong inklusi keuangan di kalangan masyarakat yang kurang terlayani oleh sistem keuangan formal.
Karissa mengatakan bahwa mekanisme credit scoring tersebut juga merupakan penerapan prinsip kehati-hatian untuk memitigasi potensi risiko, sekaligus melindungi para pengguna dari beragam upaya fraud dan kemungkinan gagal bayar.
“Kami percaya bahwa keberlanjutan dalam fintech lending (pinjaman daring/pindar) bukan hanya memastikan pelayanan yang cepat, tapi juga tentang menjalankan setiap langkah dengan penuh tanggung jawab,” ucapnya.















