Lebih jauh Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) itu menambahkan untuk pembelian 30 unit pesawat Airbus A-350 yang harganya 245 juta dolar AS per unit, maka memerlukan anggaran Rp 99 trilyun. “Ini berat sekali apalagi untuk pembiayaan ini, harus utang melalui China Avition Bank, bukan bank domestik. Karena, bank dalam negeri tidak mampu membiayai pinjaman jangka panjang ditambah tingkat suku bunga yang tidak kompetitif.
Airlangga mengingatkan, skema pembelian barang dari Eropa dengan pembiayaan dari pinjaman bank China, ditengah neraca Garuda yang merugi Rp4,87 triliun pada 2014, itu cukup berat. Pembelian ini tentu memerlukan jaminan dari keuangan negara.
Apalagi aturan BI tentang keterbatasan Legal Lending Limit, membuat bank plat merah terbesar seperti Bank Mandiri/BRI tidak mampu menyediakan pembiayaan bagi pembelian 30 unit pesawat Airbus itu. ‘’Untuk konfigurasi dasar biaya berkisar 245 juta dolar AS membutuhkan pembiayaan 7,35 Miliar dolar AS atau sekitar Rp 99 trilyun atau 20 kali anggaran Kementrian Perindustrian,’’ paparnya
Komentari tentang post ini