BEKASI – Ketua Umum Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Elektronik Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPEE FSPMI), Abdul Bais, menanggapi pemberitaan sejumlah media yang menyebutkan bahwa aksi buruh di PT Yamaha Music menimbulkan kerugian miliaran rupiah dan mengancam hengkangnya investor ke Vietnam atau Thailand.
“Aksi yang dilakukan buruh adalah bentuk perjuangan menuntut hak normatif, bukan tindakan yang merugikan investasi,” tegas Bais Senin (23/6).
“Jangan dibalik logika masalahnya. Yang membuat investor lari bukan karena buruh bersuara, tetapi karena ada persoalan ketenagakerjaan yang dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian,” jelasnya.
FSPMI menegaskan bahwa aksi lanjutan di PT Yamaha Music dilakukan karena adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ketua dan sekretaris serikat pekerja di perusahaan tersebut.
Buruh menuntut agar PHK tersebut dibatalkan dan para pengurus dipekerjakan kembali.
“Justru jika persoalan ini tidak diselesaikan, iklim usaha akan semakin tidak sehat. Kami ingin investasi yang berkelanjutan dan berkeadilan, bukan investasi yang membiarkan buruh diperlakukan semena-mena,” lanjut Bais.