NSSS dan para penjamin pelaksana emisi Efek berharap pelaksanaan penawaran umum perdana saham bisa dilakukan pada 2-8 Maret 2023, penjatahan pada 8 Maret 2023 dan pencatatan saham diharapkan bisa terlaksana pada 9 Maret 2023.
Berdasarkan laporan keuangan NSSS yang berakhir 30 September 2022, perseroan memiliki ekuitas sebesar Rp625,33 miliar atau mengalami kenaikan dibanding per 31 Desember 2021 yang senilai Rp559,25 miliar.
Namun hingga akhir Kuartal III-2022, perseroan masih mencatatkan akumulasi rugi mencapai Rp387,18 miliar atau lebih rendah dibanding per akhir Desember 2021 yang defisit Rp453,25 miliar.
Per 30 September 2022, total liabilitas NSSS sebesar Rp2,31 triliun menurun 4,54 persen dibanding per 31 Desember 2021 yang mencapai Rp2,42 triliun.
Sehingga, total aset perseroan per akhir Kuartal III-2022 menjadi Rp2,93 triliun atau mengalami penurunan dibanding per akhir Desember 2021 yang sebesar Rp2,97 triliun.
Rencananya, dana hasil IPO yang diperoleh NSSS —setelah dikurangi biaya-biaya emisi— akan digunakan untuk membiayai modal kerja sejumlah anak usahanya, yakni PT Borneo Sawit Perdana, PT Bina Sarana Sawit Utama dan PT Prasetya Mitra Muda.
Komentari tentang post ini