“Sehingga ada ‘shifting’, tetapi tetap harus dilakukan regulasi perpajakan dan lainnya karena di jalan raya kemungkinan overload, sehingga bisa merusak jalan,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Perwakilan Union International Railway ASEAN, Milko Papazoff menilai secara porsi pengangkutan penumpang dan barang melalui kereta api kurang dibandingkan dengan negara tetangga, namun saat ini tengah berkembang, terutama dengan adanya MRT, LRT, serta Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan revitalisasi jalur KA Jakarta-Surabaya di masa mendatang.
“Saya rasa ini isu yang sama bagi semua negara, Indonesia saya bilang masih di belakang dalam hal transportasi perkotaan, tapi sedang berkembang,” katanya.
Milkof meyakini dengan peningkatan kapasitas yang terus bertumbuh di moda perkeretaapian, maka ke depannya perekonomian Indonesia akan semakin maju.
“Perkeretaapian membantu perekonomian suatu negara, cara terbaru untuk mengembangkan lagi teknologi dan fasilitas baru, lebih efisien, nyaman dan berkelanjutan. Memang cenderung lama dalam pembangunan tapi akan lebih efisien ke depannya,” katanya.
Komentari tentang post ini