“Kami berkeyakinan Antam akan memainkan peran penting dalam hilirisasi nikel di dalam negeri untuk mewujudkan kemandirian nasional,” ucapnya.
Dia memaparkan, saat ini nikel digunakan untuk produk stainless steel mencapai 60 persen, penerapan pada baterai kendaraan listrik sebesar 15 persen dan aplikasi pada produk non-stainless steel 20 persen.
Sementara itu, kata Nico, pertumbuhan pasar stainless steel global diproyeksikan mencapai 10 persen, terutama di negara berkembang Asia, serta pasar Eropa dan Rusia.
“Pada pasar baterai kendaraan listrik diperkirakan akan bertumbuh 20 persen, dengan focus utama di Eropa, AS dan Asia. Dengan adanya peluang pertumbuhan di pasar global tersebut, Antam meyakini hilirisasi nikel di Indonesia akan terus berlanjut, karena akan membawa sejumlah manfaat strategis,” tutur Nico.
Menurut Nico, dampak positif dari program hilirisasi mineral sudah mulai terasa, seperti adanya peningkatan nilai tambah mineral, penciptaan lapangan kerja baru dan infrastruktur yang berkembang.
Komentari tentang post ini