Sementara itu, kata Nico, pertumbuhan pasar stainless steel global diproyeksikan mencapai 10 persen, terutama di negara berkembang Asia, serta pasar Eropa dan Rusia.
“Pada pasar baterai kendaraan listrik diperkirakan akan bertumbuh 20 persen, dengan focus utama di Eropa, AS dan Asia. Dengan adanya peluang pertumbuhan di pasar global tersebut, Antam meyakini hilirisasi nikel di Indonesia akan terus berlanjut, karena akan membawa sejumlah manfaat strategis,” tutur Nico.
Menurut Nico, dampak positif dari program hilirisasi mineral sudah mulai terasa, seperti adanya peningkatan nilai tambah mineral, penciptaan lapangan kerja baru dan infrastruktur yang berkembang.
“Hilirisasi juga diharapkan akan menarik investasi baru, baik domestik maupun asing, yang pada gilirannya akan memperkuat sektor industri dan mendiversifikasi ekonomi dengan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan baku mentah. Selain itu, hilirisasi akan meningkatkan pendapat negara melalui pajak dan royalti, serta memungkinkan transfer teknologi pada ekosistem EV battery,” ujar Nico.