“Tetapi, beberapa hari yang lalu, kawan seiring seperjuangan, Budiman Sudjatmiko mengatakan lupakan kasus penculikan, kami tidak punya utang pada masa lalu, hanya punya utang pada masa depan. Itu kata sahabat saya,” sambung Petrus.
Petrus pun menegaskan, bahwa dirinya bersama para aktivis memiliki hutang terhadap masa lalu, dimana harus menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu dan kasus penculikan.
Sebab, dia menilai, tidak akan ada masa depan yang cerah bagi bangsa, jika hutang masa lalu tidak dituntaskan.
“Kami punya hutang terhadap masa depan, masa depan yang mencintai hak asasi manusia. Masa depan yang mencintai nilai-nilai kemanusiaan. Masa depan yang menjunjung tinggi demokrasi,” tegas Petrus.
“Maka dari itu kami menyerukan, kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, pelanggaran HAM berat masa lalu, khususnya juga kasus penculikan tidak boleh ditutup. Kasus HAM tidak boleh dipendam,” lantang Petrus.
Dia pun menyerukan memilih calon pemimpin masa depan yang bersih terhadap persoalan kejahatan masa lalu.
“Kembalikan kawan kami. Tolak politik imunitas. Tolak dinasti politik. Tolak korupsi, tolak nepotisme, tolak kolusi. Hanya ada satu kata, lawan,” kata Petrus.
Sementara itu, Aida Leonardo pun membacakan isi pernyataan sikap Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia (ASDI).