JAKARTA-Bank Indonesia (BI) menilai, asumsi nilai tukar rupiah di RAPBN 2015 sebesar Rp11.900/US$ sudah mempertimbangkan sejumlah risiko global dan lambatnya penyehatan neraca transaksi berjalan yang pada Kuartal II-2014 masih mengalami defisit sebesar US$9,1 miliar. “BI merasa bahwa Rp11.900 merupakan asumsi yang mencerminkan kondisi rata-rata nilai tukar di 2015. Kami meyakini bahwa kondisi ekonomi dunia memang lebih baik, tetapi Indonesia waktu untuk memperbaiki transaksi berjalan,” kata Gubernur BI, Agus Martowardojo di Jakarta, Senin (18/8).
Saat ini, jelas Agus Marto, BI akan tetap menjaga nilai tukar rupiah pada kisaran Rp11.600-Rp11.700 atau sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi terkini. Dia berharap, hingga akhir tahun rupiah akan tetap terjaga pada kisaran tersebut. “Rupiah di level Rp11.600-Rp11.700 itu adalah cerminan fundamental ekonomi Indonesia. Ini terlihat dari besaran inflasi, defisit neraca transaksi berjalan, balance of payment,” paparnya.
Agus Marto mengatakan, pada 2015, kondisi eksternal seperti di Amerika Serikat dan China masih berpotensi memiliki dampak buruk bagi perekonomian nasional. “Untuk itu kita harus menyiapkan agar fundamental selalu siap untuk menghadapi itu,” imbuh Agus Marto.
Komentari tentang post ini