Dia melanjutkan, sebagai negara penyuplai produk sawit dan turunannya terbesar di dunia, berbagai hambatan tersebut berpotensi merugikan kepentingan perdagangan Indonesia. “Pembekalan kemampuan diplomasi ini penting dalam rangka menjaga akses pasar, membuka akses pasar baru, serta meningkatkan ekspor produk kelapa sawit yang sering kali menghadapi hambatan perdagangan,” tegasnya.
Dalam forum ini, para perwakilan RI di luar negeri diberi pengetahuan cara menghadapi tantangan dan hambatan berupa kebijakan tarif, nontarif, dan trade remedies dari pemerintah negara mitra dagang, serta black campaign dari NGO dan media asing. Selain itu, juga dibahas isu-isu strategis, yaitu mengenai peluang pasar alternatif yang bisa dijadikan tujuan ekspor produk kelapa sawit dan turunannya seperti negara-negara Afrika, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Mediterania. DIsamping itu, pembahasan juga mengenai optimalisasi produk minyak sawit sebagai produk unggulan dibandingkan minyak nabati lainnya dalam rangka mendorong pembangunan menuju sustainable development.
Komentari tentang post ini