Oleh: Abi Rekso Panggalih
“Ini bukan soal berani-beranian atau pintar-pintaran. Namun ini soal kemauan tulus membuka dialog. Apa yang menjadi kesedian saudara Bahlil menerima tantangan debat rekan mahasiswa, patut diapresiasi.
Di waktu yang sama anggap saja silahturahmi senior dan junior.”
Saya membaca ada semacam tantangan debat terbuka dari teman-teman mahasiswa kepada saudara Airlangga Hartarto (Menko Perekonomi) dan saudara Bahlil Lahadalia (Kepala BKPM).
Teman mahasiswa Cipayung plus, sejak awal konsisten menolak UU Omnibus Law. Konsistensi ini juga perlu kita hormati sebagai sebuah sikap kolektif mahasiswa.
Namun seiring berjalan waktu proses politik terus berlangsung. Banyak demonstrasi anti UU Omnibus Law dimana-mana. Rekan mahasiswa menjadi garda-garda perlawanan itu turun ke jalan.
Tak ayal, dalam beberapa kasus gerakan penolakan itu juga ditunggangi para oknum oportunis. Ya hal-hal seperti itu kerap terjadi.
Para tokoh pemuka agama seperti Kiai Said Aqil Siroj misalnya, beliau mengkritik UU Omnibus Law namun mendorong proses konstitusional ke jalur Mahkamah Konstitusi (MK).
Komentari tentang post ini