Alasan lain yang membuat saham PGEO ini layak beli karena adanya kemitraan yang dilakukan dengan Africa Geothermal International Ltd. (AGIL).
Selain itu, potensi penyelesaian proyek PLTP binary pertama di Indonesia pada tahun 2026-2027 juga akan menjadikan saham PGEO prospektif.
“Kemitraan ini akan menandai tonggak penting dalam perjalanan PGE dalam memperluas portofolio proyek secara global, yang akhirnya akan membuka peluang pertumbuhan di masa depan,” ujarnya.
Pada saat kunjungan ke Kenya, Pertamina Geothermal Energy juga melakukan kunjungan ke Lapangan Olkaria I milik Kenya Electricity Generating Company PLC (KenGen) untuk sharing knowledge terkait penerapan teknologi yang efisien serta menggali potensi kolaborasi di masa mendatang.
Selain dengan AGIL, pada 13 September 2023 lalu PGEO juga menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan Geothermal Development Company (GDC) untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.
Inav juga meyakini bahwa saham PGEO selama ini undervalued.
Alasannya karena masih terbatasnya jumlah perusahaan sejenis yang memiliki model bisnis dan profil risiko yang serupa yang sudah melantai di bursa.
“Rekomendasi beli ini cukup berdasar,” katanya.
Sementara itu pada penutupan perdagangan Senin (18/9/2023), harga saham PGEO menguat 8,48% dari harga pembukaan sebesar Rp1.420 menjadi Rp1.535.
Dalam sepekan terakhir, harga saham PGEO ini menunjukkan tren yang terus meningkat.
Komentari tentang post ini