JAKARTA-Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan Blibli.com menghadirkan diskusi daring bagi pelaku usaha, khususnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) agar tetap produktif serta beradaptasi dengan kondisi normal yang baru.
Sebagai salah satu kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di Indonesia, UKM memiliki andil dalam menentukan kondisi ekonomi Indonesia terlebih di tengah pandemi Covid-19.
Bank DBS Indonesia sebagai institusi perbankan dengan wawasan bisnis dan industri terdepan, berkolaborasi dengan BliBli.com untuk memberikan wawasan bagi merchant partner BliBli.com dan pelaku usaha lainnya melalui sesi talkshow bertemakan “What Business Can Do and Adapting with this New Normal”.
Founder ukmindonesia.id Dewi Meisari memaparkan tentang besarnya peluang dan dukungan kebijakan bagi UKM di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, turut hadir Maynard Priajaya Arif, VP Group Research DBS Bank Ltd yang memberikan pemaparan mengenai tinjauan ekonomi di tengah Covid-19 dan paparan prediksi pasca Covid-19.
Berdasarkan hasil survey cepat ukmindonesia.id terhadap lebih dari 230 anggotanya pada Maret 2020, lebih dari 70% UKM, merasakan imbas turunnya omset bisnis secara drastis bahkan berdampak negatif. Penjualan produk yang mengalami kenaikan adalah produk herbal, buah, makanan beku (frozen food), yang semuanya berasal dari transaksi online.
“Di era digital seperti saat ini, keterampilan memasarkan produk secara online menjadi salah satu kunci dalam menjalankan bisnis. Berdasarkan data Menkominfo tahun 2019 terdapat sekitar 20% pelaku UKM yang memasarkan produknya secara daring,” jelas Dewi
Dewi juga memaparkan beberapa strategi bagi pelaku usaha untuk dapat bersaing dengan pasar.
Pertama melakukan penghematan: melakukan musyawarah dengan pegawai mengenai pengurangan gaji sementara waktu, dan dikompensasi dengan penurunan beban kerja (salah satunya dengan menurunkan jam kerja),
kedua mengakses program pemerintah yang dapat membantu menurunkan beban biaya (misalnya cicilan pinjaman, listrik, BPJS, pajak, dan lain-lain),
ketiga, membidik peluang lain yang ada di depan mata – shifting sementara – selama dapat mendatangkan arus pendapatan (contoh, coffee shop, bisa shifting berbisnis buah atau frozen food atau jahe merah, kedua proaktif menggali informasi (browsing, bergabung komunitas, dan lain-lain),
keempat, gunakan waktu untuk sebanyak-banyaknya belajar dan membenahi usaha (contoh: memperbaiki logo, belajar memasarkan secara daring lebih baik lagi, mencari peluang memasarkan melalui e-commerce, mengikuti berbagai pelatihan daring, dan benahi keuangan).
Tinjauan Ekonomi
Dalam tinjauan ekonomi, Maynard memberikan pemaparan, Covid-19 akan memberikan dampak secara luas terhadap pertumbuhan ekonomi global. Jika melihat perekonomian di negara-negara ASEAN secara keseluruhan di tahun 2020, pertumbuhannya melambat bahkan untuk beberapa negara akan negatif.
Apabila melihat sisi positif data pertumbuhan Indonesia dibanding ASEAN, pertumbuhannya cenderung lebih resilien. Berdasarkan forecast dari Group Research DBS pertumbuhan Indonesia saat ini sekitar 1 -1,3%, walaupun sedikit di bawah asumsi pemerintah tapi paling tidak pertumbuhannya masih positif.
Komentari tentang post ini