Dari hanya 60 perusahaan pada tahun 2019, kini terdapat lebih dari 1.000 perusahaan di tingkat regional – mewakili seperempat penandatangan secara global.
Chief Sustainability Officer, DBS Group Helge Muenkel mengatakan, Indonesia memainkan peran penting dalam mengakselerasi dekarbonisasi di Asia karena Indonesia saat ini menjadi negara dengan aktivitas batu bara terbanyak.
Pembiayaan transisi merupakan faktor pendorong utama bagi perusahaan dalam beralih dari brown energy ke green energy, serta harus menjadi bagian dari rangkaian instrumen keuangan termasuk blended finance untuk memungkinkan pembangunan berkelanjutan.
Pada tahun 2020, DBS Group telah meluncurkan Sustainable and Transition Finance Framework untuk menjawab permintaan yang terus meningkat di bidang pembiayaan transisi di Asia.
“Kemampuan kami untuk mengurangi financial emissions merupakan bagian dari keberhasilan upaya dekarbonisasi nasabah kami, dan kami berkomitmen untuk mendampingi mereka selama proses tersebut,” jelasnya.
Indonesia dengan berani menyampaikan ambisi untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 – atau lebih cepat.
Sementara itu, DBS Group mencanangkan rencana dalam mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, lebih cepat dari sejumlah negara tempat DBS Group beroperasi.
Terlepas Indonesia saat ini merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, Indonesia beruntung memiliki sumber daya energi terbarukan dan berkelanjutan yang melimpah.
Chairman of Indonesia Sustainability Council, PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie, mengatakan, di Indonesia, peluang untuk menjalankan agenda keberlanjutan sangat besar melalui berbagai solusi pembiayaan.
Komentari tentang post ini