“Kami percaya bahwa kemitraan yang kolaboratif dan strategis di antara para pelaku industri dan pembuat kebijakan akan menginspirasi dan menciptakan lebih banyak praktik berkelanjutan yang serupa untuk mengatasi isu-isu ESG, menyejajarkan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia,” ujarnya.
“Didukung oleh konektivitas kami di Asia dan keahlian kami dalam pembiayaan transisi, kami memiliki aspirasi untuk membantu mempercepat proses dekarbonisasi perusahaan,” imbuhnya.
Komitmen DBS Group untuk pembiayaan berkelanjutan – yang terdiri dari pinjaman hijau, pinjaman energi terbarukan, pinjaman keberlanjutan, dan pinjaman transisi – tercatat sebesar SGD61 miliar hingga akhir tahun 2022, melebihi target SGD50 miliar dua tahun sebelumnya.
Di Indonesia, per bulan Juli 2023, pembiayaan keberlanjutan termasuk transition loan telah mencapai Rp4 triliun atau naik 253% sejak tahun lalu yang mayoritas disalurkan untuk sektor real estate, energi terbarukan, dan industri manufaktur serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Selain itu, Green Savings juga menarik minat nasabah untuk berkontribusi kepada masyarakat melalui persentase yang dihasilkan dari tabungan mereka.
Di bidang sosial, Bank DBS Indonesia juga melakukan berbagai kerja sama dengan berbagai pihak seperti perusahaan, start up, dan wirausaha sosial untuk menghadirkan solusi bagi isu-isu lingkungan dan sosial yang komprehensif.
Komentari tentang post ini