JAKARTA-Industri perbankan di tanah air harus dipacu dalam pengucuran kredit. Alasannya, rata-rata pertumbuhan kredit 10 bank besar hanya mencapai 12,72% per Agustus secara tahunan (year on year/yoy). “Dalam situasi ekonomi seperti saat ini, BRI melakukan seleksi lebih ketat untuk menjaga kualitas penyaluran kredit,” kata Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Ahmad Baiquni, Selasa, (14/10/2014).
Pencapaian ini meleset dari ramalan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mematok pertumbuhan 15%. Faktor utamanya yakni masih buramnya kondisi makro ekonomi Tanah Air. “Kita mengerem kucuran kredit demi menghindari kredit macet,” ujarnya.
Ada sekitar enam bank dari 10 bank besar membukukan pertumbuhan kredit kurang dari 15%. Beberapa bank papan atas bahkan membukukan pertumbuhan kredit di bawah 10% alias single digit. Contoh, hingga Agustus, kredit Bank Danamon tumbuh paling rendah, hanya 7,18% (lihat tabel). Sejumlah faktor memberatkan langkah perbankan menyalurkan kredit.
Menurut Baiquni, seleksi ketat BRI diterapkan berdasarkan profil debitur dan sektor usaha debitur. Hingga Agustus 2014, kredit BRI tumbuh 13,34%, lebih rendah dibandingkan capaian pertumbuhan kredit BRI pada tahun lalu. Sebagai perbandingan, kredit BRI tumbuh 29,77% yoy, per Agustus 2013. Baiquni menyebutkan, perlambatan kredit tahun ini paling terasa pada sektor ritel. (ek)
Komentari tentang post ini