BBTN Incar Total Aset di 2025 Tembus Rp500 Triliun

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) optimistis hingga akhir 2025 total aset perseroan bisa menembus Rp500 triliun, sejalan dengan perolehan aset per 31 Desember 2024 yang mencapai Rp469,61 triliun atau bertumbuh 7 persen dibandingkan pada akhir 2023 yang sebesar Rp438,75 triliun. "Di tengah dinamika makroekonomi yang terus berkembang, BTN telah menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk going beyond mortgage dengan solusi perbankan yang komprehensif pada tahun 2025 dalam rangka menciptakan pertumbuhan bisnis yang lebih sustainable, sehat dan solid,” kata Direktur Utama BBTN, Nixon LP Napitupulu dalam siaran pers yang dikirim melalui surat elektronik, Rabu (12/2). Lebih lanjut Nixon mengatakan, optimisme BBTN terhadap pertumbuhan bisnis di sepanjang 2025 juga didorong oleh komitmen pemerintah untuk menyediakan hunian layak dan terjangkau kepada seluruh rakyat Indonesia melalui Program Tiga Juta Rumah. Dia meyakini, total aset BBTN hingga akhir 2025 bakal menembus Rp500 triliun yang ditopang tren pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK). Apabila mengacu pada balance sheet BBTN, setidaknya dalam lima tahun terakhir penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK BBTN berada dalam tren pertumbuhan yang solid. Untuk Tahun Buku 2024, BBTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun atau bertumbuh 7,3 persen (year-on-year) dibandingkan pada 2023 yang sebesar Rp333,69 triliun. Seperti diketahui, pada akhir 2022 penyaluran kredit dan pembiayaan BBTN mencapai Rp298,28 triliun, per 31 Desember 2021 sebesar Rp274,83 triliun dan per akhir 2021 senilai Rp260,11 triliun. Nixon menyebutkan, penyaluran kredit BTN pada 2024, terutama didorong bisnis KPR Subsidi maupun Non-subsidi, seiring dengan permintaan yang terus meningkat terhadap kepemilkan rumah. Hingga akhir Desember 2024, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp173,84 triliun atau meningkat 7,5 persen (y-o-y). Sementara itu, KPR Non-subsidi bertumbuh 10,2 persen (y-o-y) menjadi Rp105,95 triliun per akhir 2024. Selain itu, BBTN juga membukukan pertumbuhan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans), yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR) dan Kredit Ringan (KRING) yang mencapai 13,9 persen (y-o-y) menjadi Rp16,4 triliun per 31 Desember 2024. Nixon menjelaskan, pertumbuhan tersebut ditopang beberapa inisiatif strategis, seperti kerjasama dengan institusi keuangan non0bank untuk KUR, meningkatkan layanan payroll untuk KRING dan cross-selling melalui beberapa nasabah institusi utama BTN untuk KAR. Dia menyampaikan, sejauh ini kualitas penyaluran kredit BBTN juga dijaga dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross yang berada di level 3,16 persen dan diyakini akan terus menurun ke bawah 3 persen pada 2025. Untuk Tahun Buku 2024, BBTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun atau bertumbuh 7,3 persen (year-on-year) dibandingkan pada 2023 yang sebesar Rp333,69 triliun. Seperti diketahui, pada akhir 2022 penyaluran kredit dan pembiayaan BBTN mencapai Rp298,28 triliun, per 31 Desember 2021 sebesar Rp274,83 triliun dan per akhir 2021 senilai Rp260,11 triliun. Nixon menyebutkan, penyaluran kredit BTN pada 2024, terutama didorong bisnis KPR Subsidi maupun Non-subsidi, seiring dengan permintaan yang terus meningkat terhadap kepemilkan rumah. Hingga akhir Desember 2024, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp173,84 triliun atau meningkat 7,5 persen (y-o-y). Sementara itu, KPR Non-subsidi bertumbuh 10,2 persen (y-o-y) menjadi Rp105,95 triliun per akhir 2024. Selain itu, BBTN juga membukukan pertumbuhan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans), yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR) dan Kredit Ringan (KRING) yang mencapai 13,9 persen (y-o-y) menjadi Rp16,4 triliun per 31 Desember 2024. Nixon menjelaskan, pertumbuhan tersebut ditopang beberapa inisiatif strategis, seperti kerjasama dengan institusi keuangan non0bank untuk KUR, meningkatkan layanan payroll untuk KRING dan cross-selling melalui beberapa nasabah institusi utama BTN untuk KAR. Dia menyampaikan, sejauh ini kualitas penyaluran kredit BBTN juga dijaga dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross yang berada di level 3,16 persen dan diyakini akan terus menurun ke bawah 3 persen pada 2025. Hingga akhir 2024, BBTN membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 9,1 persen (y-o-y) menjadi Rp381,67 triliun dari Rp349,93 triliun per akhir 2023. Pertumbuhan DPK ini ditopang peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro (CASA) yang berkotribusi 54,1 persen terhadap total DPK atau naik dibandingkan pada 2023 sebesar 53,7%. Adapun pertumbuhan CASA BTN pada akhir 2024 mencapai 9,8 persen (y-o-y). Nixon menyebutkan, pertumbuhan DPK BTN lebih tinggi dari pertumbuhan DPK secara industri yang sebesar 4,48 persen (y-o-y) pada akhir 2024. Hal ini jalan dengan upaya perseroan untuk terus meningkatkan transaksi dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel. Komitmen ini diwujudkan melalui inisiatif transformasi aplikasi mobile banking BTN, yakni BTN Mobile menjadi Bale by BTN. “BTN mencatatkan pertumbuhan yang pesat di bisnis digital sejak BTN Mobile diperbarui pada 2023. Jumlah pengguna Bale by BTN yang sebelumnya bernama BTN Mobile telah mencapai 2,2 juta pada akhir 2024 atau meningkat 107 persen (y-o-y). Kami optimistis jumlah user dapat mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada tahun ini,” tutur Nixon. Dia menyampaikan, hingga akhir 2024 BTN berhasil menjaga rasio loan to deposit ratio (LDR) di level 93,8 persen. Level yang terjaga ini menunjukkan kemampuan perseroan dalam mengelola likuiditas di tengah persaingan ketat di industri perbankan. Seiring dengan aksi korporasi BBTN yang akan menyapih Unit Usaha Syariah miliknya, yakni BTN Syariah menjadi Bank Umum Syariah (BUS), perseroan menargetkan rencana ini bisa rampung pada tahun ini. Sepanjang 2024, BTN Syariah membukukan laba bersih Rp872 miliar atau melonjak 24,2 persen dibandingkan dengan Tahun Buku 2023 yang senilai Rp Rp702 miliar. Peningkatan laba bersih ini ditopang penyaluran pembiayaan yang mengalami kenaikan 18,3 persen (y-o-y) menjadi Rp44 triliun. Sementara itu, pertumbuhan double digit terjadi pada perolehan DPK BTN Syariah, yakni 18,7 persen (y-o-y) menjadi Rp50 triliun. Pencapaian di sisi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp61 triliun per 31 Desember 2024 atau bertumbuh 11,6 persen (y-o-y). “Pertumbuhan bisnis syariah yang pesat selama tahun 2024 menjadi modal yang kuat bagi unit usaha syariah BTN dalam persiapannya menjadi entitas bank syariah baru. Kami optimistis BTN Syariah akan menjadi pesaing kuat di industri perbankan syariah dengan expertise-nya di bidang pembiayaan perumahan berbasis syariah,” papar Nixon.

BBTN Incar Total Aset di 2025 Tembus Rp500 Triliun

Ditopang Tren Pertumbuhan Kredit dan DPK

Bank DKI Berikan 1 Unit Mobil Operasional Untuk Universitas Gunadarma

BNI Luncurkan Layanan Wealth Management di Singapura, Gandeng Schroders dan Fullerton

Edi Danggur: Hakim Selayaknya Menyatakan Penetapan Hasto Kristiyanto Sebagai Tersangka Tidak Sah

Umroh Bareng Keluarga, Megawati Doakan Bangsa Indonesia Sejahtera dan Rukun

Berita Terkait

Bank DKI Berikan 1 Unit Mobil Operasional Untuk Universitas Gunadarma

BNI Luncurkan Layanan Wealth Management di Singapura, Gandeng Schroders dan Fullerton

BI: Kepercayaan Moody’s Terhadap Ekonomi RI Jadi Indikator Positif

Berkat Inovasi dan Kolaborasi, Kinerja Bank Jago Tumbuh Pesat

BJTM Bukukan Laba Bersih Rp1,28 Triliun pada 2024

Ungkap Modus Penipuan Jelang Lebaran, BNI Bagikan Cara Cegah Kerugian

Umroh Bareng Keluarga, Megawati Doakan Bangsa Indonesia Sejahtera dan Rukun

Rupiah Menguat Seiring Isyarat The Fed Minim Niat Pangkas Suku Bunga

Ronny Talapessy: Kesaksian Ahli KPK Memperkuat Dalil Pemohon

Berita Populer

IHSG Pagi Ini Melemah 1,53%, Dipicu Saham BBCA, BREN, BMRI, UNVR

PMKRI: RUU TNI Merusak Reformasi TNI

Setelah Mati Suri, Taxi Express Bangkit Lagi, Pasar Layanan Taxi di Jabodetabek Ketat

Dipicu Saham BBCA, BBRI, BMRI, UNVR, IHSG Pagi Ini Turun 0,4%

BEI Bekukan Sementara Perdagangan Akibat Penurunan IHSG

Oini

Dukung industri Ekraf, DNIKS: Mayoritas Memberdayakan Masyarakat Kecil

Sediakan 160 Ton Migor, Pasar Murah PalmCo Diserbu Masyarakat

Perkuat Gerakan Ekraf, Pegiat: Kolaborasi Jadi Kunci Kesuksesan Bisnis Ekonomi Kreatif

BNI Padamkan Listrik Pada Perayaan Earth Hour 2025

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Prabowo Evaluasi Hasan Nasbi

REDAKSI KAMI

TENTANG KAMI

Selamat Datang kembali!

Buat Akun Baru!

Ambil kata sandi Anda

Add New Playlist

BBTN Incar Total Aset di 2025 Tembus Rp500 Triliun

Ditopang Tren Pertumbuhan Kredit dan DPK

BacaJuga :

Edi Danggur: Hakim Selayaknya Menyatakan Penetapan Hasto Kristiyanto Sebagai Tersangka Tidak Sah

Umroh Bareng Keluarga, Megawati Doakan Bangsa Indonesia Sejahtera dan Rukun

Berita Terkait

Berita Populer

Oini

REDAKSI KAMI

TENTANG KAMI

Selamat Datang kembali!

Buat Akun Baru!

Ambil kata sandi Anda

Add New Playlist