JAKARTA-Kinerja keuangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) belum membaik, hingga sembilan bulan 2023.
Emiten BUMN konstruksi itu terjerat beban lain-lain dan beban keuangan yang dalam.
Akibatnya, WIKA merugi Rp5,8 triliun per September 2023, membengkak 20.804% dari rugi Rp27,96 miliar pada periode sama 2022.
Kerugian tersebut, seperti tergambar dalam laporan keuangan auditan WIKA per September 2023 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/12), antara lain disebabkan oleh beban lain-lain yang membengkak hingga 658%, dari Rp595,95 miliar per September 2022, menjadi Rp4,5 triliun per September 2022.
Di samping beban lain-lain, kerugian emiten BUMN bidang jasa konstruksi tersebut juga dipicu oleh beban keuangan yang meningkat 192,29% menjadi Rp2,38 triliun per September 2023, dari Rp815,23 miliar per September 2022.
Lonjakan beban lain-lain dan beban keuangan tersebut mengakibatkan WIKA menderita rugi sebelum pajak sebesar Rp6,47 triliun pada Januari-September 2023.
Di periode yang sama 2022, WIKA laba sebelum pajak Rp47,4 miliar.
Kendati merugi, pendapatan WIKA naik 17,88% jadi Rp15,07 triliun pada Januari-September 2023, dari Rp12,79 triliun pada periode sama 2022.
Penumbang terbesar pendapatan WIKA dari lini bisnis infrastruktur dan gedung yakni Rp8,09 triliun.
Adapun lini bisnis industri mengkontribusi pendapatan Rp3,4 triliun, serta bisnis energy dan industrial plant sebesar Rp2,58 triliun dan lainnya Rp800 miliar.
Komentari tentang post ini