Protes juga datang dari warga lain, Ine (42).
Katanya, dulu dia sering bermain badminton di sekitar area tersebut.
Tetapi, bedeng-bedeng tersebut sering membakar sampah sehingga tempat yang tadinya biasa ia manfaatkan untuk berolahraga menjadi tidak nyaman dan berbau.
Dia pun mengeluhkan kesan kumuh yang ditimbulkan usaha tersebut.
“Pagi-pagi udara sudah tercemar oleh pembakaran sampah dari bedeng. Saya pun sampai dikira tinggal di tempat kumuh saat dikunjungi kerabat karena begitu masuk gerbang, pemandangan yang terlihat adalah bangkai bus dan bangunan berisi motor tua,” terangnya.
“Rasa tidak nyaman juga terasa saat lewat di sekitar bedeng. Sebab, sering tampak sejumlah angsa dari tempat itu yang sering berkeliaran di jalanan umum. Ini tentu membuat warga takut untuk lewat. Belum lagi sering memutar musik dengan sangat kencang hingga mengganggu ketenangan kami,” tambahnya.
Irsan dan warga Puri Madani 2 berharap kondisi yang mereka alami segera dapat terselesaikan oleh pemkot Tangsel.
“Karena jika dibiarkan maka lokasi tersebut akan semakin kumuh dan dikhawatirkan akan berkembang bangunan liar lainnya dan semakin banyak orang asing bukan warga setempat yang akan berdiam di tempat tersebut,” pungkasnya.
Komentari tentang post ini