“Sehingga, produksi yang berlebih dapat ditangani sesuai dengan proses standar mutu yang tinggi,” kata Menkop Budi Arie.
Ke depan, Menkop menyorot koperasi perlu mengantisipasi atau membuat alternatif lain untuk mengolah susu ke produk turunan lain, seperti minuman pasteurisasi, yoghurt, dan keju.
Langkah lainnya, Menkop Budi Arie menyebut perlunya kerja sama antar lembaga terutama Badan Riset Nasional (BRIN) dalam memformulasikan bibit sapi unggul berkualitas, sehingga satu sapi perah dapat menghasilkan 32 liter per hari.
Fakta di lapangan menyebutkan bahwa sapi perah di Indonesia hanya dapat menghasilkan 8-12 liter per hari.
Bahkan, Menkop Budi Arie, merekomendasikan gabungan koperasi untuk mendirikan industri pengolahan skimmed milk powder (SMP), whole milk powder (WMP), dan whey dengan harga yang bersaing dengan produk impor untuk keperluan IPS.
“Tak ketinggalan, kita harus menggelar kampanye nasional untuk peningkatan konsumsi produk dan turunan susu,” ucap Menkop Budi Arie.
Sementara itu, Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menambahkan, upaya membangun pabrik pengolahan susu dari koperasi harus terus digenjot.