JAKARTA-Direktur Eksekutif Respublica Political Institute (RPI) Benny Sabdo menegaskan fenomena mahar politik dapat merusak sistem demokrasi.
Bahkan, praktek mahar politik mendorong orang menjadi bandit demokrasi.
Menurutnya, banalitas korupsi dan miskinnya etika publik di negeri ini telah merusak tatanan demokrasi.
Pasar gelap kekuasaan, mengakibatkan adanya beban mengembalikan modal.
“Kepemimpinan tidak diukur dari kapasitas, integritas dan dedikasi tapi uang,” tegasnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu malam, (13/1).
Analis Hukum Tata Negara ini menjelaskan partai pada akhirnya jauh keluar dari tugas dan fungsinya yang luhur.
Partai hanya menjadi even organizer perhelatan pemilu.
Dia memaparkan pada akhirnya partai hanya menjadi panitia pemenangan.
“Partai hanya menjadi perkumpulan para makelar pemilu. Lalu menjadi makelar proyek, jika sang jagoannya menang menjadi kepala daerah,” keluhnya.
Benny memaparkan kuatnya restu petinggi partai dalam mengusulkan calon kepala daerah semakin menegaskan ada yang keliru, proses demokrasi dalam partai.
Komentari tentang post ini