JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali melakukan terobosan guna menstabilkan harga barang kebutuhan pokok (bapok).
Kali ini, Kemendag memfasilitasi pembentukan DEPO BAPOK KITA guna memangkas distribusi.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menjelaskan panjangnya rantai distribusi menjadi penyebab utama meningkatnya harga komoditas dari daerah asal ke pasar tujuan, yang ditaksir hingga 15%.
“Pembentukan DEPO BAPOK KITA bertujuan memangkas rantai distribusi komoditas yang terlalu panjang sehingga berdampak pada tingginya harga di tingkat konsumen,” tegas Rachmat Gobel pada acara peresmian DEPO BAPOK KITA pertama di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, (10/8).
Pembentukan DEPO BAPOK KITA, kata Mendag, didasarkan pada nota kesepahaman antara Perusahaan Umum (Perum) Bulog dengan PD. Pasar Jaya, Pusat Koperasi Pedagang Pasar DKI Jaya, Bank BRI, dan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir (BLU-LPDB) yang selanjutnya disebut PIHAK KITA.
Mendag menjelaskan, mekanisme DEPO BAPOK KITA, yaitu Bulog sebagai pemasok utama akan menyediakan barang kebutuhan pokok langsung dari petani ataupun importir (dengan perjanjian tertentu) yang nantinya akan diperjualbelikan di kios yang telah disediakan di pasar setempat kepada pedagang.
Komentari tentang post ini