Makanya, jangan katakan “Wow”, karena jengkel, atau jangan katakan ini terlalu mahal, atau BI dituduh suka pemborosan uang negara.
Tetapi, sekali lagi anggap saja Gubernur BI, Perry Warjiyo sedang “Stand up comedy” alias berlucu – lucuan ria di depan publik sambil menghambur-hamburkan duit BI
Dengan mengikuti humor Gus dur, dengan membeli kelender sampai Rp 6, 6 Miliar, Gubernur BI barangkali tidak usah lagi menerima gaji yang katanya bisa mencapai Rp 199 juta per bulan atau hampir Rp 2,4 Miliar per tahun.
Cukup dengan mendapat satu kelender saja dari BI yang dia pimpin, sudah cukup atau lebih untuk kebutuhan makan selama satu tahun.
Atau bisa bisa juga, dengan cetak kelender Rp 6, 6 miliar seperti sebagai obat untuk karyawan BI.
Obat mengantisipasi masalah yang sedang heboh di kalangan rakyat menengah dan rakyat kecil tentang beras mahal dan membeli beras di ritel harus dibatasi.
Artinya dengan memiliki satu buah kelender tiap karyawan BI, maka anggap saja sudah mencukupi kebutuhan makan selama satu tahun.
Dan para karyawan tidak usah lagi beli beras yang dibatasi seperti rakyat kecil diatas.
Namun hal ini, benar-benar tidak masuk akal sama sekali.
Makanya untuk itu, Center For Budget (CBA) meminta Gubernur BI, Perry Warjiyo agar cetak kelender seharga Rp 6, 6 Miliar dibatalkan saja.
Dan lebih baik duit sebanyak Rp 6, 6 Miliar dialokasikan saja.
Misalnya untuk beli beras, sebanyak 461.105 Kg, ketika harga beras sekitar Rp 14.500.
Dengan beras sebanyak 461,105 Kg ini bisa di bagi bagikan untuk orang – orang miskin, fakir miskin, orang jompo, dan para janda-Janda tua yang seharusnya dipelihara Negara, tetapi kini sudah dipelihara oleh BI.
Akan tetapi, bila BI tetap ngotot mencetak kelender sampai Rp 6, 6 Miliar, maka CBA meminta aparat hukum harus mengawasi dan menyidiknya.
Cetak kelender patut dicurigai, tidak pantas cetak kelender bisa sampai ke angka Rp 6, 6 Miliar bagi orang orang yang waras.
Penulis adalah Direktur Center For Budget (CBA) di Jakarta
Komentari tentang post ini