“Akan ada kenaikan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di sektor pertambangan. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan kredit perbankan,” ungkapnya.
Padahal beberapa waktu lalu, Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, sempat mengungkapkan pertumbuhan kredit di kuartal tiga ini sebesar 23,6 % masih relatif baik.
BI juga menilai pertumbuhan kredit masih sesuai dengan kegiatan perekonomian Indonesia.
“Kita akan pantau terus bagaimana perkembangan ke depan. Akhir tahun, pertumbuhan kredit bisa diperkirakan antara 22-25 %,” ujarnya.
Sebelumnya, meski BI telah mendata hingga pekan ke-3 Juni 2012, pertumbuhan kredit mencapai sekira 28 % secara year on year (yoy) pertumbuhan tersebut masih dapat dikatakan normal.
“Saya kira itu bisa dikatakan relatif normal karena dukungan kapitalnya masih memadai,” ungkap Deputi Gubernur BI, Muliaman D Hadad, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Muliaman melanjutkan, pertumbuhan kredit tersebut disumbang dari pertumbuhan kredit investasi dan kredit modal kerja.