Pasalnya, kata Wimboh, pada akhir 2017 pertumbuhan penyaluran kredit menggeliat karena permintaan dari korporasi maupun individu meningkat.
Wimboh menyebut kredit konsumsi dan kredit modal kerja menjadi penopang pertumbuhan kredit pada akhir tahun. “Tapi memang masih missed (meleset) jika berdasarkan Rencana Bisnis Bank yang sebesar 11,8 %. Tapi masih mendekati dua digit untuk pertumbuhannya,” ujar dia.
Bank Indonesia dan OJK sama-sama memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pulih pada 2018, karena kondisi ekonomi domestik yang membaik dan konsolidasi perbankan yang segera tuntas. Kedua regulator memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 10 sampai 12 % (tahun ke tahun) pada 2018. ***
Komentari tentang post ini