JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mengemukakan, kredit perbankan pada awal 2024 tumbuh tinggi.
Hal itu dikemukakan Perry Warjiyo, Gubernur BI dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 20-21 Februari 2024 di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Perry menyampaikan, pertumbuhan kredit pada Januari 2024 sebesar 11,83% (yoy).
Ini didorong oleh masih kuatnya sisi penawaran dan permintaan.
Dari sisi penawaran, kapasitas permodalan perbankan yang kuat dan likuiditas yang memadai turut menopang peningkatan kredit.
Ketersediaan likuiditas perbankan tercermin pada tingginya rasio AL/DPK sebesar 27,79% dan didukung pula oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) BI, khususnya bagi bank-bank yang menyalurkan kredit pada sektor-sektor prioritas.
Untuk menyikapi funding gap sejalan dengan pertumbuhan DPK sebesar 5,80% dan agar tetap menjaga kapasitas penyaluran kredit, bank-bank menempuh dua strategi utama, yaitu realokasi alat likuid dari surat-surat berharga dan penguatan pendanaan non-DPK.
Bank memiliki preferensi untuk mendorong penyaluran kredit pada sektor potensial yang menjadiekspertise bank dan sesuai risk appetite, antara lain ke sektor perdagangan besar dan eceran, industri, pertanian, jasa dunia usaha, dan konsumsi.
“Secara umum, sektor-sektor tersebut menunjukan kinerja usaha korporasi yang baik, mendorong terjaganya kemampuan membayar. Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja, masing-masing sebesar 13,39% (yoy) dan 12,26% (yoy), diikuti kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 9,64% (yoy),” katanya.
Komentari tentang post ini