JAKARTA – Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) Bank Indonesia (BI) Solikin M Juhro mengatakan krisis ekonomi telah memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia untuk semakin berhati-hati.
“Kita syukuri ya, krisis ini telah memberikan pelajaran bagi kita untuk kita semakin cautious gitu, mulai krisis Asia tahun 1997-1998, kemudian ada taper tantrum (gejolak pasar keuangan yang terjadi ketika bank sentral mengurangi stimulus moneter), dan sebagainya,” ujarnya dalam Taklimat Media BI kepada ANTARA di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (26/3).
Berbagai pengalaman Indonesia menghadapi krisis membuat BI bersama komunitas terkait disebut semakin memperketat regulasi dan pengaturan secara prudent. Tantangan-tantangan tersebut membuat ekonomi Indonesia semakin resilien.
Misalnya, saat krisis ekonomi tahun 2009 ketika ekonomi sejumlah negara mengalami penurunan, Indonesia mampu bertumbuh hingga 4,5 persen.
“Itu (pertumbuhan ekonomi) hanya (mampu dicapai) segelintir di antara negara-negara yang terdampak oleh krisis global. Kenapa? Karena sektor uang kita terisolasi dengan aturan-aturan dan disiplin, dan dari sisi aspek yang terjaga dengan baik,” ungkap Solikin.