JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mengakui perlu ada kebijakan moneter yang longgar untuk mempercepat pemulihan ekonomi global.
Hal ini semata-mata demi memancing capital inflow ke negara-negara berkembang.
“Kondisi tersebut mendorong otoritas di berbagai negara untuk menempuh kebijakan yang lebih longgar untuk mendorong pemulihan ekonomi. Langkah ini telah menimbulkan sentimen positif di pasar keuangan global, termasuk arus modal asing ke negara-negara emerging,” kata Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution di Jakarta,11/10
Darmin menilai perekonomian global cenderung tumbuh lebih lambat dari perkiraan dan masih dibayangi dengan ketidakpastian. Pemulihan ekonomi AS masih rentan, sementara ekonomi Eropa masih mengalami kontraksi seiring krisis yang masih berlanjut.
“Di sisi lain, perekonomian China dan India juga diperkirakan semakin menurun. Inflasi global secara umum juga relatif moderat, sejalan dengan harga komoditas dunia yang masih cenderung turun,” tambahnya
Dewan Gubernur menilai perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik walaupun tidak setinggi prakiraan semula.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2012 diprakirakan sebesar 6,3%, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya akibat penurunan kinerja sektor eksternal.