JAKARTA-Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,50% dan Lending Facility pada level 8,00%. Keputusan tersebut sejalan dengan upaya membawa inflasi menuju pada kisaran sasaran sebesar 4±1% di 2015 dan 2016.
Gubernur BI, Agus Martowardyo menegaskan, keputusan ini ditempuh menyusul kondisi perekonomian global saat ini masih diliputi ketidakjelasan akibat ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate di Amerika Serikat (AS). Selain itu, juga dipengaruhi oleh perkiraan membaiknya perekonomian Eropa diiringi dengan menurunnya tekanan dari krisis Yunani setelah diterimanya bailout oleh Parlemen Yunani.
Karena itu, jelasnya fokus kebijakan BI dalam jangka pendek diarahkan pada langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, dengan mengoptimalkan operasi moneter baik di pasar uang Rupiah maupun pasar valuta asing. “BI akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar, dan stabilitas sistem keuangan dalam mendukung kesinambungan perekonomian,” jelas Agus di Jakarta, Selasa (18/8).
Selain itu, lanjutnya, bank sentral terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam mempercepat stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, serta melanjutkan berbagai kebijakan struktural yang menjadi kunci perbaikan prospek ekonomi Indonesia ke depan.
Komentari tentang post ini