“Sebagai referensi, Indonesia konsisten mengalami disinflasi sejak Maret tahun ini. Hal ini menggambarkan kemampuan daya beli masyarakat yang terus turun. Sebagai langkah antisipatif, BI menjalankan kebijakan moneter ekspansif dengan menurunkan suku bunga acuannya demi memompa roda ekonomi,” kata Dimas.
Sentimen terhadap IHSG yang kedua, lanjut Dimas, data penjualan ritel bulanan AS (September) yang menunjukkan daya beli masyarakat perlu menjadi perhatian bagi pelaku pasar, seiring dengan kekhawatiran terhadap perlambatan kondisi ekonomi AS.
“Pada Kamis nanti, penjualan ritel AS untuk bulan September diprediksi mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Selain data inflasi, penjualan ritel juga sering menjadi acuan bagi pemangku kebijakan di AS dalam merumuskan kebijakan untuk menjaga stabilitas perekonomian di sana,” papar Dimas.
Sentimen ketiga, yakni aliran dana asing ke IHSG yang sepanjang pekan tercatat adanya outflow sebesar Rp2,3 triliun di pasar reguler. Nominal ini menurun dibandingkan dengan periode yang sama di pekan sebelumnya yang mencatatkan outflow Rp4,5 triliun di pasar reguler.
Komentari tentang post ini