Untuk itu, jelasnya BI akan senantiasa memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, serta kebijakan untuk memperkuat struktur perekonomian domestik dan pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN), khususnya ULN korporasi.
Sementara itu, terkait dengan kondisi ekonomi global, asesmen Bank BI jelasnya menunjukkan pemulihan ekonomi global masih berlanjut.
Perbaikan kondisi ekonomi global terutama ditopang oleh perekonomian negara-negara maju seperti AS dan Eropa sebagai dampak stimulus moneter yang masih berlanjut.
Perbaikan kondisi ekonomi global tersebut berdampak pada kenaikan volume perdagangan dunia.
Namun demikian, perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi di Tiongkok sejalan dengan kebijakan penyeimbangan ekonomi yang ditempuhnya.
Harga komoditas juga masih cenderung menurun, khususnya pada komoditas karet, tembaga dan batubara.
“Ke depan, BI akan terus mencermati berbagai risiko dari perekonomian global, terutama risiko yang bersumber dari normalisasi kebijakan the Fed dan risiko perlambatan ekonomi Tiongkok,” pungkasnya.
Komentari tentang post ini