“Ke depan, sejalan dengan prospek ekonomi global yang tidak sekuat prakiraan semula, Bank Indonesia juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 menjadi dalam kisaran 5,8 persen hingga 6,2 persen, dari semula 6 persen hingga 6,4 persen,” tutup Difi.
Lebih lanjut, bank sentral juga memperkirakan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian keuangan global ke depan masih berlanjut.
Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2013 diperkirakan melambat menjadi 3,0%, dari semula 3,1%, akibat melambatnya pertumbuhan negara emerging, terutama Cina dan India. Harga komoditas dunia juga masih menurun, kecuali harga minyak.
Sementara itu, ketidakpastian terkait rencana pengurangan bertahap (tapering) stimulus moneter oleh the Fed dan juga potensi pergeseran arah ekonomi global juga terus dicermati.
“Pada tahun 2014, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia mencapai 3,5%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,7%,” jelas dia.
RDG BI kata Difi juga memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,25%, suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,25% dan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%. Kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah-langkah lanjutan dari penguatan bauran kebijakan BI.
Komentari tentang post ini