Anand juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara industri penerbangan dan pemerintah negara dengan para produsen energi.
“Kita juga perlu bekerja sama dengan produsen energi untuk menciptakan rantai pasokan SAF, mengeksplorasi dan mengelola bahan baku feedstock SAF, menyediakan studi tekno-ekonomi, dan mendukung kemampuan produksi SAF.”
Dialog ini menjadi ajang penting untuk memperkuat kemitraan global dan regional, sekaligus menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung industri penerbangan yang lebih ramah lingkungan melalui pengembangan SAF.
Dengan adanya roadmap dan dukungan dari sektor swasta, Indonesia siap mengambil peran kunci dalam mendukung transformasi industri penerbangan global, serta menciptakan ekosistem SAF yang berkelanjutan di kawasan dan dunia. BIAS 2024 merupakan pameran industri dirgantara, teknologi aero, dan pertahanan terkemuka di Asia Tenggara yang didedikasikan untuk mendorong Indonesia ke garis depan industri dirgantara di kawasan.
BIAS 2024 diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia melalui Kemenko Marves, Kementerian Perhubungan, dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU).
Tahun ini, acara yang dihadiri oleh ribuan pengunjung dari 48 negara pada 18-21 September turut menggaet Tony Blair Institute for Global Change (TBI) selaku Knowledge Partner dalam menyelenggarakan side-event Special Dialogue Program.