KLATEN-Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat (Yayasan BSMU) yang merupakan strategic partner dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memiliki program beasiswa incubator bisnis Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP).
Program ini inline atau sejalan dengan program pemerintah untuk mengembangkan UMKM dan Pendidikan.
Dalam program yang menyiapkan mahasiswa menjadi entrepreneur muda ini telah lahir beberapa pengusaha yang berasal dari berbagai daerah.
Tak terkecuali adalah Muhammad Khoerul Fadhli.
Irul panggilan akrabnya merupakan pebisnis ayam hias di Klaten Jawa Tengah.
Dari program ISDP dirinya mengaku bangga bisa menjadi bagian, tidak hanya mendapatkan pembinaan binis namun juga keislaman.
Muhammad Khoerul Fadhli menyampaikan ISDP merupakan batu loncatan pengembangan bisnis menjadi lebih besar dan cepat.
“Dari sisi pembiayaan juga dana yang diberikan cukup berlebih,” kata Khoerul.
Testimoni ini tak terlepas dari program ISDP yang memang menyiapkan mahasiswa untuk bisa mengawali dan menumbuhkan bisnis dengan system incubator.
Head of LIKES & Education Group (LEG) Yayasan BSMU, Aprilia Evianti menyampaikan ISDP merupakan program yang menyiapkan mahasiswa menjadi pengusaha yang berfokus ke job creator bukan hanya sebagai job seeker.
“Dengan program ini penerima manfaat beasiswa ini diharapkan terbentuk akidah yang lurus, akhlak yang baik, mampu memberikan social impact di lingkungan sekitarnya dan juga kedepannya bisa memberikan dampak yang lebih besar untuk kemaslahatan umat dari bisnis yang dikembangkan,” ucapnya.
Sehingga selain efek bisnis, juga diharapkan bisa menjadi multiplier effect untuk kemandirian ekonomi dan membuka lapangan kerja serta menambah jumlah Muzaki yang akan membantu mengurangi angka kemiskinan.
Irul yang merupakan Lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini awalnya merintis usaha ketika ayam hias ketika kuliah.
Tak menyangka hobi yang dia tekuni sejak 2017 ini berbuah bisnis ketika dia diterima mendapatkan beasiswa ISDP pada 2019.
Menurut Khoerul, potensi bisnis di bidang ayam hias di Indonesia masih cukup tinggi karena memang masih banyak yang belum mengenal tentang ayam hias.
“Untuk potensinya masih sangat terbuka lebar. Kita perlu mengenalkan lagi jenis-jenis ayam hias dan mungkin keindahan dari ayam hias ke masyarakat, semakin banyak yang mengenal maka banyak pula yang order atau pun tertarik dengan ayam hias,” ujarnya.
Bisnis dari hobi yang ditekuni ini saat ini telah menghasilkan uang yang tidak sedikit yaitu mencapai ratusan juta rupiah.
Sudah hampir seluruh wilayah Indonesia pernah menjadi konsumen atau pembeli ayam hiasnya.
Irul bahkan sudah melakukan ekspor dan impor walau masih belum skala besar.
Beberapa negara di Eropa dan Asia Timur pernah mengekspor telur-telur ayam hiasnya dan Irul juga pernah mengimpor telur juga dari luar Indonesia.
Kedepannya, Irul berharap bisnis sosialnya bisa merambah ke ayam petelur dan memberdayakan lebih banyak rumah tangga di Klaten sebagai mitranya.
Komentari tentang post ini