Lebih lanjut, Franky menjelaskan bahwa upaya untuk mendorong realisasi investasi dari RRT sangat penting mengingat saat ini rasio antara rencana investasi dan realisasi investasi dari RRT masih rendah di angka 7%. Sementara RRT sendiri selama tahun 2015 mencatatkan nilai rencana investasi tertinggi dengan nilai mencapai Rp 277 triliun. “Oleh karena itu, RRT butuh success story untuk meningkatkan rasio realisasi investasi tersebut, diharapkan Wuling dapat menjadi bagian darisuccess storyinvestasi RRT di Indonesia,” imbuhnya.
Investasi Wuling di Indonesia direncanakan untuk membangun pabrik otomotif untuk kendaraan berjenis MPV dengan kapasitas mencapai 84 ribu dan 36 ribu unit, serta industri penunjang yakni suku cadangnya. “Kami optimistis dengan dukungan kementerian teknis terkait maka investasi dari Wuling ini dapat terus direalisasikan sesuai rencana investasinya,” paparnya.
Sementara itu, Presiden Direktur SGMW Xu Feiyun mengatakan fokus menggarap pasar MPV karena pasarnya yang besar di Indonesia, meski telah disesaki jajaran produk Jepang atau Amerika Serikat. “Pasarnya besar karena konsumen Indonesia banyak yang mementingkan keluarga. Maka, MPV akan selalu jadi pilihan. Atas itulah kami bersaing di pasar ini,” ucapnya.
Komentari tentang post ini