Dengan demikian, lanjut Josephus, hal tersebut semakin meningkatkan konsistensi BMRI untuk memberikan dukungan kepada UMKM.
Guna mendukung dan melayani segmen UMKM, BMRI melakukan tiga inisiatif, yakni pengembangan distribusi channel, pengembangan produk berbasis transaksi dan digitalisasi proses.
“Sekarang, selain kami memanfaatkan channel-channel yang ada, seperti jaringan kantor dan agen banking, Bank Mandiri juga menggandeng fintech, e-commerce dan komunitas,” imbuh Josephus.
Dia mencontohkan, BMRI telah membangun sistem pengembangan warung yang berbasis customer centric.
Melalui sistem ini, Bank Mandiri bisa mengetahui kebutuhan pelaku UMKM, jenis usaha warung dan proses bisnisnya.
“Dari situ kami mengembangkan analitiknya. Sehingga ketika mereka butuh pembiayaan, kami bisa langsung kasih. Karena polanya sudah bisa kami lihat,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, BMRI juga mengembangkan platform Mandiri Pintar atau Mandiri Pinjaman Tanpa Ribet yang diinisiasi pada tahun lalu.
Mandiri Pintar merupakan tools untuk memproses pengajuan kredit mikro produktif melalui smartphone yang digunakan oleh tenaga pemasaran Bank Mandiri.