JAKARTA – Ancaman serangan siber kini tak lagi hanya bersifat teknis, tetapi juga sosial, dan berpotensi besar dapat memecah belah bangsa melalui penyebaran hoaks, propaganda, dan manipulasi informasi.
Di tengah kompleksitas era perang generasi kelima (G5), serangan semacam ini tidak hanya menargetkan infrastruktur digital, tetapi juga memengaruhi tatanan sosial dan budaya bangsa.
Ancaman siber tentunya akan selalu berbanding lurus dengan kemajuan teknologi.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Operasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Mayjen TNI Dominggus Pakel, dalam pertemuan dengan Korps Menwa Indonesia pada Senin, 14 Oktober 2024 bertempat di Kantor BSSN, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
“Internet kini menjadi jalur utama dalam bebagai aktivitas seperti komuniksai, transaksi ekonomi, bahkan sosial dan budaya yang mencakup seluruh elemen masyarakat, pemerintahan, hingga sektor swasta. Ketergantungan terhadap internet begitu tinggi, namun keberlangsungan internet juga memerlukan dukungan daya listrik. Jika terjadi gangguan pada jaringan listrik, seperti PLN lumpuh, maka seluruh sistem internet akan ikut lumpuh, sehingga dapat mengancam tatanan ekonomi, politik, sosial, budaya, hingga pertahanan dan keamanan (epoleksosbud hankam) nasional,” tuturnya.
Komentari tentang post ini