Jakarta-Budaya patronase yang kuat dalam partai politik dituding sebagai biang kerok terhambatnya demokrasi modern. “Lihat saja budaya patronase ini terbanyak dari partai politik, makanya tak heran banyak elit politik yang jadi tersangka,” kata pengamat politik LIPI, Prof Siti Zuhro bersama anggota DPD Sumut Parlindungan Purba dalam diskusi “Prahara politik” di Jakarta,(Rabu,27/2).
Akibat patronase ini, lanjut Siti, parpol belum berhasil menelurkan sistem dan SDM yang mumpuni. Justru masih bertumpu pada satu orang. “Ini karena kita belum berhasil memutus mata rantai yang sarat dengan rezim orba,” tegasnya.
Oleh karena itu, kata Siti lagi, masyarakat diminta berani melakukan kontrak politik yang jelas dengan partai politik (parpol). Karena dikhawatirkan pemilu 2014 hanya dijadikan ajang untuk berkuasa. “Sekarang inilah saatnya, kekuatan civil sociaty untuk bertindak. Kita harus membuat kontrak politik,” tambahnya
Menurut Guru Besar Riset ini, publik sudah tak terlalu berharap pada parpol. Karena dari dulu tak ada perubahan perilaku yang significant. “Sulti mengharapkan parpol untuk mengubah perilaku. Kita mesti mengunci parpol,” tambahnya.