JAKARTA-Komite Pengusaha Menengah Kecil Indonesia Bersatu (KOPITU) mengeritik pedas model promosi yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Trade Expo Indonesia (TEI) 2023.
Pasalnya, model promosi yang saat ini diadakan oleh pemerintah tidak relevan dan hanya terfokus pada proyek-proyek seperti TEI.
Ketua Umum KOPITU, Yoyok Pitoyo mengidentifikasi beberapa titik kelemahan dalam TEI yang perlu segera diperbaiki.
Pertama, kualitas produk dan jasa yang ditampilkan di TEI masih belum mencapai standar internasional, yang dapat menghalangi minat pembeli internasional untuk bertransaksi dengan UMKM Indonesia.
Kedua, fasilitas dan layanan di TEI perlu ditingkatkan. Fasilitas yang kurang memadai dan layanan yang kurang profesional dapat memberikan kesan yang buruk kepada pembeli internasional.
Ketiga, promosi TEI perlu ditingkatkan agar lebih dikenal oleh pembeli internasional dan mampu menarik lebih banyak partisipasi.
Saat ini, promosi TEI tidak mencapai potensinya karena kurangnya dukungan dan pendanaan yang memadai.
Dia menilai, hasil dari expo yang diadakan saat ini seringkali tidak memberikan output yang konkret dan dampak yang jelas.
Banyak pencapaian yang diumumkan ternyata tidak mencerminkan situasi sebenarnya.
Hal ini menunjukkan perlunya perubahan mendalam dalam pendekatan pemerintah terhadap dukungan terhadap UMKM.
Untuk mencapai keberhasilan dalam ekspor UMKM Indonesia, Yoyok Pitoyo mengusulkan keterlibatan lima lembaga/institusi dalam apa yang disebutnya sebagai “Pentahelix Kesuksesan Ekspor UMKM Indonesia.”
Pertama,Kementerian Perdagangan dan lembaga institusi pemerintah terkait perlu lebih aktif dalam memberikan dukungan yang terarah.
Kedua, Asosiasi Pengusaha dan Asosiasi UMKM harus berperan sebagai mitra yang kuat dalam membantu UMKM meningkatkan kualitas produk dan jasa mereka.
Komentari tentang post ini