JAKARTA-Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (22/5) diperkirakan melemah karena buruknya persepsi investor asing terhadap rating Indonesia. “Rupiah diperdagangkan di level . 9.740-9.760 per dollar Amerika Serikat (AS),” ujar analis valas PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Selasa (21/5).
Menurut dia, tekanan terhadap rupiah masih dipicu oleh faktor eksternal. Isu utamanya masih terkait persepsi kredit rating Indonesia yang outlooknya diturunkan oleh S&P. Sebab, penilaian serupa juga akan diikuti lembaga rating Moodys yang menurunkan predikat investment grade Indonesia. Tekanan ini membuat pelaku pasar asing yang meminta yield portofolio lebih tinggi lagi dari yang ada sekarang. “Mereka juga menunggu konfirmasi terhadap penyelesaian kebijakan BBM bersubsidi. Semakin berlarut-larut maka nuansa ketidakpastian meningkat. Dan ini menganggu persepsi pelaku pasar uang,” jelas dia.
Dia menambahkan, sentimen penguatan dollar AS terhadap mayoritas mata uang dunia seiring jumlah klaim tunjangan pengangguran secara tidak terduga turun ke level terendah dalam lima tahun terakhir. “Kondisi itu merupakan isyarat bahwa pasar kerja AS mungkin mulai membaik sehingga mengangkat nilai tukarnya,” kata dia.
Komentari tentang post ini