JAKARTA-Nilai tukar rupiah selama perdangangan sepekan menguat dan berhasil kembali ke kisaran 9.600 per dollar Amerika Serikat (AS). Besarnya capital inflow yang masuk ke saham serta obligasi menjadi pendorong penguatan rupiah. “IHSG terus menciptakan rekor baru dan memberi sentiment positif untuk rupiah,” ujar Kepala Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti di Jakarta, Jumat (1/3).
Menurut dia, kepemilikan asing yang melejit hingga 280 triliun rupiah juga menyumbang peran untuk apresiasi rupiah menyusul keberhasilan lelang SUN pada selasa lalu. Inflasi yang naik sedikit dan defisit yang masih melanda neraca perdagangan ikut mengurangi penguatan rupiah akhir pekan. “Masuknya aliran dana asing ke pasar finansial domestik serta Bank Indonesia (BI) selalu siap di pasar untuk mengamankan mata uangnya membuat nilai tukar rupiah menguat,” kata dia.
Selain itu jelas dia, meredanya kekhawatiran pasar terhadap defisit neraca transaksi berjalan Indonesia serta membaiknya data-data ekonomi global memberi sentimen positif terhadap rupiah.
Sentimen pasar keuangan global cukup positif menyusul data ekonomi AS, dan China yang menunjukan perbaikan. “Kondisi itu sebenarnya cukup membuat kepercayan investor untuk menempatkan investasinya di pasar keuangan negara-negara berkembang,” kata dia.