JAKARTA-Walaupun kondisi likuiditas relatif ketat, ketahanan likuiditas perbankan dilihat dari perkembangan transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) masih terjaga baik yang tercermin dari suku bunga yang relatif merata dan stabil, baik berdasarkan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) maupun Kepemilikan.
Dari sisi pencapaian rencana bisnis, hingga bulan Juni 2014 ekspansi usaha bank (total aset) bertumbuh sebesar 4,35% (ytd) sementara jumlah pertumbuhan kredit (ytd) mencapai 5,11% atau sebesar 17,33% (yoy).
“Kami mencatat kinerja perbankan hingga posisi Agustus 2014 masih terlihat relatif stabil,” ujar Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad disela-sela acara Indonesia Banking Expo 2014: “Peran Aktif Perbankan dalam Mendorong Perkembangan Industri Substitusi Impor untuk Mewujudkan Ekonomi Berdikari”Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (28/8).
Menurutnya, tingkat permodalan perbankan Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik untuk mendukung rencana ekspansi sekaligus buffer risiko. Per Juni 2014,
CAR Bank secara industri masih cukup tinggi sebesar 19,51%, meningkat dibandingkan posisi pada Desember 2013 yang tercatat sebesar 18,59%.
Rasio modal inti (Tier I) pada periode tersebut masing-masing sebesar 17,79%, dan 16,83%.
“Tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) gross juga masih terhitung rendah, rata-rata sebesar 1,9%,” jelasnya.
Sementara itu, ujarnya pertumbuhan dana Pihak Ketiga (DPK) sampai dengan Juni 2014 adalah sebesar 4,44% (ytd) atau sebesar 13,46% (yoy).
Rasio LDR terjaga pada angka 90,25%, atau bertumbuh 0,55% (ytd).
Capaian ini menurut penilaian kami masih dalam batas yang tolerable sesuai dengan kemampuan dan target setiap bank dan juga rencana atau target nasional.
“Meskipun pertumbuhan bisnis perbankan bergerak cukup lambat, hal ini cukup dimaklumi mengingat berbagai tantangan faktor eksternal dan konsolidasi internal untuk menjaga ketahanan perbankan, yang cukup mempengaruhi kinerja usaha perbankan nasional,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan pada tahun 2015 Indonesia akan memasuki suatu era perekonomian baru.
Pada tahun tersebut negara-negara ASEAN bersepakat untuk melakukan integrasi perekonomian dalam bentuk a single ASEAN market.
Direct competition yang akan dihadapi industri perbankan akan semakin tinggi dan ini tidak akan menunggu tahun 2020 saat perbankan ASEAN berintegrasi.
Berbagai tantangan dan peluang tentunya akan dihadapi dengan berlakunya era perekonomian baru ini, mengkhawatirkan bagi sebagian pihak.
Komentari tentang post ini