Berdasarkan data Januari 2023, Purbaya mengatakan jumlah rekening nasabah bank umum yang dijamin seluruh simpanannya ialah 99,93% dari total rekening. Jumlah itu setara dengan 506.230.852 rekening.
“Cakupan simpanan perbankan tersebut nilainya berada di atas amanat UU LPS, yang sekurang-kurangnya sebesar 90 persen dan di atas best practice dari Interbational Association of Deposit Insurers atau IADI, yang sekurang-kurabgnya mencakup 80 persen jumlah deposan,” jelas Purbaya.
Sementara itu, sejalan dengan stabilitas sistem perbankan nasional, ekonomi Indonesia juga cukup resilien dalam menghadapi berbagai tekanan.
Dan di tahun 2023 ini, berbagai lembaga internasional juga memperkirakan ekonomi nasional masih akan tumbuh mendekati 5%.
“Bahwa tahun 2022 yang lalu ekonomi kita mampu tumbuh 5,31%. Pencapaian ini merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara anggota G20. Dan di tahun 2023 ini, momentum pemulihan ekonomi nasional diperkirakan juga masih akan berlanjut,” jelasnya.
Purbaya mengungkapkan, kunci dari resiliensi ekonomi domestik nasional terhadap berbagai guncangan eksternal adalah porsi konsumsi yang sangat besar dan porsi ekspor yang relatif kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara.
“Konsumsi swasta di Indonesia mencakup 52,81% dari PDB triwulan IV 2022, sedangkan porsi ekspor di waktu yang sama sebesar 24,72%. Kondisi seperti ini menyebabkan guncangan yang terjadi di tingkat global dapat diredam oleh solidnya ekonomi domestik,” tambahnya.
Menurutnya, Kondisi sistem keuangan dan perbankan yang stabil tersebut tidak terlepas dari peran serta lembaga-lembaga anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang senantiasa berkoordinasi dan berkolaborasi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.
“Terpenting, LPS bersama anggota KSSK juga akan terus mewaspadai dan memonitor dinamika sektor keuangan yang terjadi di luar negeri,” tutupnya.
Komentari tentang post ini