Ketiga, tindakan-tindakan terpuji tokoh-tokoh dalam buku-buku itu, baik tokoh besar dan nyata dalam sejarah maupun tokoh fiksi, harus juga mewujud dalam perilaku keseharian orangtua.
Sehingga mempercepat anak mengimitasi perilaku terpuji tersebut. Seperti misalnya, perbuatan gemar menolong orang kesusahan, berani, cerdik, gandrung pada perubahan yang lebih baik, dan sebagainya.
Keempat, mengajak anak berziarah ke makam para tokoh nasional, sambil mengisahkan perjuangan spesifik yang telah ditempuh tokoh itu.
Kelima, mengajak anak menapaktilasi tempat bersejarah sambil menceritakan makna penting tempat itu dan tokoh yang terkait tempat itu.
Misalnya Museum Sumpah Pemuda, Tugu Proklamasi, Penjara Suka Miskin, Digoel, Rumah Rengas Dengklok, dan sebagainya.
Keenam, mengajak anak bertemu dan berbicara santai dengan “para legenda hidup” yang telah sukses berjuang mengharumkan dan memajukan Indonesia pada bidang-bidang tertentu.
Misalnya, para tokoh-tokoh olah raga yang pernah menjuarai turnamen-turnamen nasional maupun internasional, para mantan presiden atau anak-anaknua dan keluarga besarnya, para tokoh rohani, dan sebagainya.
Komentari tentang post ini