JAKARTA – Langkah manajemen PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) untuk memperbaiki kinerja keuangan Perseroan tampak belum membuahkan hasil positif. Buktinya, hingga akhir tahun 2024, TPIA masih merugi US$69,16 juta. Nilai kerugian ini membengkak 105,98% dari rugi US$33,57 juta pada 2023.
Kerugian TPIA, menurut laporan keuangan tahun 2024, dikutip Selasa (18/3/2025), disebabkan antara lain, oleh merosotnya pendapatan Perseroan sebesar 17,34% jadi US$1,78 miliar pada 2024, dari US$2,15 miliar tahun 2023.
Penurunan terbesar pendapatan TPIA dari penjualan produk Poluolefin, Styrene Monomer, Butadiene dan Olefin di pasar domestik sebesar 7,47% jadi US$1,43 miliar pada 2024, dari US$1,54 miliar tahun 2023. Sedangkan penjualan ekspor produk Olefin, MTBE dan Butene-1, Polyolefin anjlok 44,39% jadi US$336,56 juta pada 2024, dari tahun sebelumnya US$605,24 juta.
Selain itu, kerugian Perseroan juga dipicu oleh peningkatan beban beban umum dan administrasi serta beban keuangan , masing-masing sebesar 40,89% ke US$59,73 juta dan 20,19% jadi US$158,47 juta pada 2024. Beban pajak penghasilan final membengkak 842,89%, jadi US$3,78 juta pada 2024.