Bank kategori KBMI III ini meraih pertumbuhan pendapatan bunga 10,2 persen (y-o-y) menjadi Rp9,65 triliun pada periode Januari-September 2024.
Hanya saja, beban bunga yang dicatatkan BNII hingga akhir Kuartal III-2024 melonjak 29,1 persen (y-o-y) menjadi Rp4,32 triliun, sehingga kondisi ini menekan pendapatan bunga bersih yang menurun 1,5 persen (y-o-y).
Belakangan ini, sejumlah pengamat perbankan menyebutkan faktor-faktor yang menjadi penyebab penyusutan laba sejumlah bank di Indonesia.
Selain karena suku bunga acuan yang belum menurun banyak pada tahun ini, beberapa tekanan eksternal seperti kondisi geopolitik, inflasi global dan nilai tukar rupiah yang melemah masih terus mempengaruhi kinerja laba perbankan.
Pada kondisi tersebut, lembaga perbankan justru harus berebut dana murah untuk dapat memperbaiki struktur biaya dana.
Namun permasalahan lainnya, sejauh ini pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) secara nasional pun sulit mengejar pertumbuhan kredit yang masih double digit.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan DPK industri perbankan nasional per September 2024 tercatat sebesar 7,04 persen (y-o-y) menjadi Rp8.720 triliun.
Komentari tentang post ini